Minggu, 10 November 2013

[SoftSkill] Manusia Sebagai Mahluk Sosial

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T. Karena berkat dan Rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah tentang “Manusia Sebagai Mahluk Sosial” yang diberikan oleh Bapak Andi Tenrisukki T. sampai dengan selesai. Semoga makalah yang kami susun ini dapat menjadi bermanfaat tidak untuk mahasiswa/i tetapi juga semua yang membutuhkan informasi ini. Mohon maaf jika ada salah-salah kata.

Penulis
Jakarta, November 2013

Manusia Sebagai Mahluk Sosial

Bab I : Pendahuluan

1.1   Latar Belakang
Tak Lepas dari sebutan mahluk sosial yang berarti manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan bantuan satu sama lainnya, atau yang biasa disebut simbiosis mutualisme.

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari pembuatan makalah ini ditujukan agar menambah pengetahuan tentang Manusia Sebagai Mahluk Sosial, agar kita dapat menyadari pentingnya bersaudara dan menjalin hubungan (silaturahmi) diantara kalian semua.

1.3  Dasar Teori
Menurut para ahli Manusia Sebagai Mahluk Sosial didefinisikan sebagai:

Ø  Dr. JOHANNES GARANG
Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.

Ø  NANA SUPRIATNA
Makhluk sosial adalah makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs)
Ø  WALUYO
Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain.

Ø  ARISTOTELES
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.

Ø  MOMON SUDARMA
Makhluk sosial merupakan makhluk yang dalam kesehariannya sangat membutuhkan peran makhluk yang lainnya.

Ø  MUHAMMAD ZUHRI
Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak akan sanggup hidup sedniri, selalu bergantung pada orang lain dan apa yang dibutuhkannya dalam hidup juga dibutuhkan pula oleh orang lain.

Ø   DELIARNOV
Makhluk sosial adalah makhluk yang mustahil dapat hidup sendiri serta membutuhkan sesamanya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.


Bab II : Pembahasan

2.1 Ringkasan dan Definisi Manusia Sebagai Mahluk Sosial
          Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, interaksi ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut juga dengan 'zoon politicon'. Aristoteles adalah orang yang pertama yang mengatakan bahwa manusia adalah 'zoon politicon' atau mahkluk yang tidak bisa hidup sendiri.
          Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan.
          Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Misalnya saja hubungan sosialisasi antar tetangga , dengan adanya interaksi sosial antar tetangga akan mempermudah kita dalam mengatasi masalah di sekitar yang membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Jadi itulah mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial.

 Ciri-ciri Manusia Sebagai Mahluk Sosial
·         Suka Bergaul
·         Suka Bekerja sama
·         Hidup Berkelompok
·         Memiliki Kepedulian terhadap orang lain
·         Tidak bisa hidup sendiri

Faktor-faktor yang menjadikan Manusia Sebagai Mahluk Sosial
·         Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
·         Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain.
·         Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.
·         Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain.

Faktor-faktor lain yang dapat mengatakan manusia adalah makhluk sosial, yaitu :
a.    Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.    Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c.     Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.    Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Manusia sebagai makhluk budaya Budaya atau Kebudayaan perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk yang lain (hewan) ialah bahwa manusia adalah makhluk berbudaya, hal ini disebabkan karena manusia diberi anugrah yang sangat berharga oleh Tuhan, yaitu budi atau pikiran.dengan kemampuan budi atau akal itulah manusia dapat menciptakan kebudayaan yang menyebabkan kehidupannya sangat jauh berbeda dengan kehidupan hewan.
Oleh karena, itu manusia sering disebut makhluk sosial, artinya makhluk yang harus hidup bersama dengan manusia lain dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat. Disamping itu, manusia adalah makhluk yang menciptakan kebudayaan dengan berbudaya itulah manusia berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak dapat dilepas dari kebudayaan, dimana ada manusia disitu ada kebudayaan.kapankah kebudayaan mulai ada dimuka bumi? bersamaan dengan mulai adanya umat manusia dimuka bumi ini.
Contoh perilaku manusia sebagai mahkluk sosial yang bermoral: 
- Bergotong-royong membersihkan desa. 
- Mengunjungi orang sakit
Bab III : Penutup
Kesimpulan :
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah setiap manusia mungkin dapat hidup masing-masing (individual), akan tetapi hidup akan lebih berarti jika kita bisa saling bantu-membantu, bekerja sama, silaturahmi atau menjalin hubungan, dan juga bergotong-royong dan saling menjaga, bukan hanya sesama manusia saja, tetapi juga pada alam dan semua yang diciptakan oleh Tuhan Y.M.E.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar